rivalitas antara China, Jepang, dan India terus berlangsung di tingkat global dan kawasan, yang juga masih diwarnai peran yang gamang dari negara adidaya AS. menganalisis realitas perkembangan politik, ekonomi, dan keamanan setelah berakhirnya Perang Dingin di beberapa dunia. Rivalitas China, Jepang, dan Indiamenunjukkan eksistensi dan memainkan perannya sebagai negara yang memang harus benar-benar diperhitungkan. Implikasi luas akibat persaingan negara-negara yang merupakan kekuatan baru Asia, tidak bisa diabaikan begitu saja, ataudianggap sebagai hal sepele. misalnya,antara China sebagai raksasa ekonomi pendatang baru dengan Jepang yang sejak lama dalam beberapa dasawarsa telah menjadi investorasing utama di Indonesia, yang bersama-sama dengan Taiwan dan Korea Selatan, juga telah menjadi negara-negara industri baru (Newly Industrialized Countries―NICs) di Asia. Ini belum memperhitungkan dengan kekuatan baru Asia lainnya, seperti India.
Implikasi luas akibat persaingan negara-negara yang merupakan kekuatan baru yang hadir di kawasan tidak dapat diabaikan begitu saja oleh Indonesia. Sebab beberapa tahun terakhir, China dan India hadir sebagai kekuatan adidaya baru yang mungkin saja dapat menggeser posisi AS. Kehadiran dan peran keduanya semakin diperhitungkan di kawasan khususnya hubungan China dan India dengan negara-negara di Asia Tenggara. Di sisi lain, kehadiran Jepang menyusul posisi China dan India yang semakin disanjung keberadaannya sejak 1980. Ketiga negara ini diakui sebagai kekuatan besar di Asia yang dimaknai bahwa peran negara tersebut sebagai adidaya dalam ekonomi, politik, dan militer. Posisi ketiganya juga sangat berpengaruh dalam menentukan masa depan dunia.
Secara lebih spesifik, China dan India dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5 persen, menjadikan kehadiran dan peran mereka semakin dicari oleh negara yang berkepentingan di kawasan. Di luar mereka, Indonesia kemudian juga menarik perhatian karena tingkat pertumbuhan ekonomi yang masih bisa bertahan di sekitar angka atas bersama Taiwan dan Korea Selatan. Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia menjadi harapan dan tumpuan dunia dalam membantu proses pemulihan ekonomi dunia di masa depan. Langkah Jokowi meluncurkan gagasan poros maritim dunia membuat Indonesia yang kaya akan sumber daya alam menjadi berpotensi untuk diperebutkan banyak negara besar di kawasan, terutama China, India, dan Jepang yang tengah berkontestasi dalam memperebutkan sumber-sumber investasi baru.
Jika melihat rivalitas China dengan India, Jepang justru ingin terlibat secara mendalam melalui Indian Ocean Rim Association (IORA) yang tengah mengampanyekan IORA dan ingin menjadi motor penggeraknya. Dari perspektif India, secara politik dan keamanan, India berkepentingan untuk hadir di dua Samudera, baik itu Pasifik maupun Hindia terkait upaya mendukung pengembangan kepentingannya dalam bidang ekonomi. India tampaknya menyambut baik upaya penjajakan dan tawaran kerja sama keamanan dan militer dari pihak China dan juga AS dalam rangka mendukung stabilitas di kawasan. Pemerintah AS belakangan dilaporkan serius merangkul India untuk lebih berperan di kawasan Asia Pasifik, termasuk di Laut China Selatan yang tengah mengalami eskalasi ketegangan akibat manuver agresif China, namun tidak terkait langsung dengan kepentingan India.
sumber :
- https://uma.ac.id/
- https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_individu/buku-individu-public-29.pdf
- https://untan.ac.id/rivalitas-indonesia-china-jepang-dan-india-di-indo-pasifik/