Jika persepsi Anda tentang India masih tentang kebudayaan unik dan industri Bollywood, Anda harus perbarui itu semua. Saat ini, India adalah salah satu pasar teknologi yang terbesar di dunia, dan India siap untuk jadi lebih besar lagi.
Pertumbuhan pasar teknologi di India adalah yang tercepat di dunia. Selama 10 tahun terakhir, pengguna internet naik dari 10 juta menjadi 100 juta pengguna. Lonjakan ini pun tak akan berhenti begitu saja, karena India jadi salah satu objek dari proyek Google yang akan menyediakan Wi-Fi gratis di semua stasiun kereta api.
Salah satu faktor yang mendukung hal ini adalah laris-manisnya smartphone murah di India. Pada 2015 lalu, India bahkan telah melewati Amerika Serikat sebagai negara dengan pasar smartphone tertinggi kedua di dunia di bawah China. Menurut laporan yang dari lembaga riset pasar bernama Counterpoint ini, pengguna smartphone di India melonjak sebanyak 220 juta pengguna di penghujung tahun kemarin. Angka ini menandakan bahwa pengguna smartphone tumbuh sebesar 23 persen dari tahun sebelumnya.
pemerintah India punya kebijakan sendiri atas meroketnya konsumen teknologi di negaranya. Pemerintah India menerapkan kebijakan “Make in India,” yang membuat perusahaan domestik maupun luar India membayar pajak untuk pabrik di India. Samsung, Apple, Xiaomi, ZTE dan Coolpad adalah perusahaan yang membangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan pasar teknologi di India.
Dukungan sektor perangkat lunak pada PDB
Salah satu negara yang menjadi mitra perdagangan utama India adalah Amerika Serikat (AS). Pada 2008, nilai total perdagangan bilateral antara India dan AS sudah mencapai angka 50 miliar dollar AS. Saat itu perekonomian India semakin tumbuh pesat karena didorong oleh perkembangan sektor perangkat lunak yang sangat membantu memodernisasi berbagai sektor kegiatan usaha.
Indikatornya dapat dilihat dari penggunaan perangkat komputer pribadi yang mencapai angka 14 dalam 1000 orang. Sedangkan penggunaan perangkat telepon seluler pada 2010 mencapai angka 300 juta pengguna. Bersamaan dengan perkembangan sektor perangkat lunak, Produk Domestik Bruto ((PDB) India pada 2009 mencapai 1200 triliun dollar AS. Pencapaian itu menempatkan India sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-11 di dunia.
Pengembangan teknologi informasi
Pemerintah India mulai merintis perubahan di bidang pengembangan industri teknologi informasi sejak 1997 dengan membentuk gugus tugas National Technology and Software Development Task Force. Gugus tugas tersebut terdiri dari berbagai individu dengan kemampuan terbaik dari kalangan pemerintah, industri dan dunia akademik. Melalui pembentukan gugus tugas ini, pemerintah menegaskan misinya dalam memformulasikan kebijakan nasional terkait informatika untuk membawa India menjadi negara superpower di bidang teknologi informasi dalam jangka waktu sepuluh tahun.
Ada tiga fokus utama pemerintah India dalam perencanaan kebijakan nasional di bidang informatika. Pertama, mengakselerasi pembuatan infrastruktur informasi termasuk pembuatan serat optik, komunikasi satelit, dan jaringan nirkabel. Kedua, meningkatkan jumlah ekspor teknologi informasi. Pada 2008 pemerintah India menargetkan pendapatan dari ekspor perangkat lunak dan layanan sebesar 50 miliar dollar AS. Ketiga, meningkatkan literasi komputer dan teknologi informasi di berbagai bidang termasuk yang utama di bidang pendidikan.
Para Ahli yang Memimpin Perusahaan Dunia
Pada 1881, di sebuah desa daerah selatan India bernama Bakhshali yang masih berada di bawah yuridiksi Inggris, seorang petani menemukan manuskrip. Benda ini tak seperti manuskrip seperti yang biasanya ditemukan di Inggris Raya atau daratan Eropa. Temuan itu, yang kemudian diberi nama Manuskrip Bakhshali, adalah sebuah buku matematika. Tercatat dalam buku Geek Nation, How Indian Science is Taking Over The World yang ditulis Angela Saini, para arkeolog memperkirakan manuskrip itu telah ada sekitar 700 tahun sebelum Masehi. Di masa yang sama, orang-orang India telah menganalisis desimal, akar pangkat dua, aljabar, dan angka “0”. Namun, kemudian, manuskrip tersebut hilang dari India dan pada akhirnya diketemukan di Inggris.
Melihat budaya literasinya yang telah berlangsung lama, tak heran jika hari ini India dikenal sebagai negara yang menghasilkan programer handal bagi perusahaan-perusahaan teknologi di Amerika Serikat—dan bagi Go-Jek di Indonesia. Mantan duta besar Amerika Serikat untuk India Richard Verma memperkirakan 70 persen dari 85.000 visa H-1B diterbitkan bagi pekerja India pada 2016. Visa H-1B merupakan visa yang populer bagi kalangan pekerja asing dengan kemampuan tinggi, terutama adalah programer dan sejenisnya. Dengan mengantongi visa H-1B, seorang pekerja asing setidaknya bisa bekerja penuh-waktu di Amerika Serikat selama enam tahun. Untuk mendapatkan visa itu, harus ada perusahaan yang mau menjadi sponsor dan bersedia menggaji si pekerja asing, setidaknya sebesar $10.000. Kini, ada juga beberapa perusahaan teknologi raksasa di Amerika Serikat yang dikepalai oleh orang-orang keturunan India. Yang paling terkenal adalah Satya Nadella yang menjadi CEO Microsoft dan Sundar Pichai CEO Google.
http://www.uma.ac.id/
http://www.suzukiburgmanstreet125ex.co.id/
http://www.renaulttriber.co.id/